Minggu, 23 Maret 2008

Kenapa Saya Meninggalkan Islam

Oleh. Ali Sina
http://www.faithfreedom.org/Articles/sina/why_i_left_islam.htm

Banyak orang bertanya kpd saya kenapa saya meninggalkan agama Islam. Bagi Muslim ini

memang sangat tak masuk akal. Mereka memilih utk percaya bahwa orang murtad karena

disogok agen rahasia Nasrani/Yahudi. Mereka enggan menerima kenyataan bahwa setiap

orang punya hak utk menentukan pilihannya sendiri dan bahkan ada orang yg merasa bahwa

Islam tidak cocok bagiinya.

Berikut ini adalah alasan saya.

Hanya beberapa tahun yang lalu saja saya masih percaya bahwa kepercayaan saya kpd

Islam bukan berdasarkan percaya buta tetapi karena hasil penyelidikan dan penelaahan

selama bertahun-tahun. Memang saya membaca banyak buku2 Islami yang ditulis oleh

orang2 yang pikirannya sesuai dengan saya dan mengemukakan filosofi yang sesuai dengan

pandangan saya, sehingga ini semakin meyakinkan saya bahwa saya sudah menemukan

kebenaran.

Semua hasil penelaahan saya sesuai dengan iman saya. Sama seperti kebanyakan Muslim,

sayau tadinya percaya bahwa kalau mau benar2 mengetahui sesuatu, maka belajarlah dari

sumbernya. Tentu sumber Islam itu adalah Qur’an dan buku2 yang ditulis oleh ilmuwan

Islam. Karena itu, saya merasa tidak perlu lagi untuk mencari dari sumber lain untuk

menemukan kebenaran, apalagi memang saya begitu yakin menemukannya. Seperti yang

sering dikatakan para Muslim “Talabe ilm ba’d az wossule ma’lum mazmum”. Usaha mencari

ilmu pengetahuan lain setelah menemukannya (Islam) adalah bodoh.

Tentu saja ini salah. Bagaimana jika kita ingin tahu kebenaran tentang suatu aliran

kepercayaan yang berbahaya? Apakah cukup dengan hanya bergantung melalui informasi

dari pemimpin kepercayaan itu dan semua penganut2nya yang sendirinya tertipu pemimpin

itu? Diperlukan penelaahan secara saintifik (berdasarkan ilmu pengetahuan) untuk

menelaah kepercayaan itu karena penelaah sains tidak mengutarakan hasil

penyelidikannya berdasarkan iman yang membuta. Mereka membuat penelaahan yang seksama

dari bukti yang ada. Ini sungguh beda dengan cara pendekatan agamawi yang didasarkan

pada iman dan rasa percaya semata2.

Untuk itulah saya kembali membaca isi Qur’an dan saya temukan perintah2 yang tidak

sesuai dengan nilai2 kemanusiaan. Saya merasa sangat tertekan dan risih membaca ajaran

seperti ini.

Q.3: 5
”Tapi bagi mereka yang menolak Iman setelah mereka menerimanya, dan lalu menentang

Iman, , - pertobatan mereka tidak akan pernah diterima; karena mereka adalah orang2

yang telah sesat”.

Q.16: 106
”Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan

Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman

(dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka

kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar..”

Orang mungkin berpikir bahwa azab yang besar itu nantinya terjadi di akherat. Tapi

Muhammad memastikan orang2 itu mendapat hukum di bumi pula. Lihat ayat2 berikut:

Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomer 577:
“Aku mendengar Nabi berkata,”Di hari2 akhir (duni) akan muncul orang2 muda dengan

pikiran2 dan ide2 yang bodoh. Mereka akan berkata baik, tapi mereka akan meninggalkan

Islam seperti anak panah yang ke luar jalur, iman mereka tidak lebih dalam dari

tenggorokannya. Maka, jika kalian menemukan mereka, bunuh mereka, karena akan ada upah

bagi para pembunuh itu di Hari Kebangkitan.”

Sahih Bukhari Volume 4, Buku 63, Nomer 260:
“Ali membakar beberapa orang dan berita ini terdengar oleh Ibn ‘Abbas, yang berkata,”

Jika aku berada di posisinya, aku tidak akan membakar mereka, seperti yang dikatakan

sang Nabi,’Jangan hukum (siapapun) dengan Hukuman Allah (yi: api).’ Tidak ragu lagi,

aku sudah akan membunuh mereka, karena Nabi berkata, ’Jika seseorang (Muslim)

meninggalkan agamanya, bunuh dia.’”

Sahih Bukhari Volume 4, Buku 63, Nomer 261:
“Delapan orang dari suku ‘Ukil datang kepada sang Nabi dan mereka merasa udara Medina

tidak cocok bagi mereka. Karena itu mereka berkata,”O Rasul Allah! Tolong berikan kami

susu.” Rasul Allah berkata, ”Aku anjurkan kalian untuk bergabung dengan kelompok

unta2.” Maka mereka pergi dan minum air kencing dan susu unta2 (sebagai obat) sampai

mereka sehat dan gemuk. Lalu mereka membunuh gembala unta dan melarikan unta2 itu, dan

mereka meninggalkan agamanya setelah tadinya mereka adalah Muslim. Pada saat sang Nabi

diberitahu hal ini oleh orang yang minta tolong padanya, ia menyuruh beberapa orang

untuk memburu para pencuri unta itu, dan sebelum matahari bertambah tinggi, pencuri2

itu dibawa kepada Nabi, dan Nabi memotong tangan2 dan kaki2 mereka. Ia meminta paku2,

yang dipanaskan dan ditusukkan ke dalam mata2 para pencuri, dan mereka diterlantarkan

di Harra (daerah berbatu di Medinah). Mereka minta air, dan tidak ada seorang pun yang

memberi mereka air sampai mereka mati.”

Dan sebagian terjemahan dari Sunan Abu Daud, Buku 38, Nomer 4339 disampaikan oleh

Aisha, Ummul Mu’minin:
“Rasulullah (saw) berkata: Darah seorang lelaki Muslim, yang mengaku tiada Tuhan

selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, secara hukum tidak boleh

ditumpahkan kecuali oleh karena satu dari ketiga hal ini: orang yang berzinah setelah

menikah, dan hukumannya adalah dirajam; orang yang melawan Allah dan RasulNya, dan

hukumannya adalah ia harus dibunuh atau disalib atau diasingkan dari tanah ini; atau

orang yang membunuh dan hukumannya adalah ia harus dibunuh. ”

Berikut ini sangat mengerikan. Aku berani berkata bahwa orang mana pun yang membaca

ini dan tidak merasa muak berarti tidak dapat disebut manusia.

Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4348
”Disampaikan oleh Abdullah Ibn Abbas:
Seorang pria buta punya seorang budak wanita yang sedang mengandung (bayi pria buta

itu sendiri) dan budak ini suka mengolok-olok dan menghina sang Nabi. Ia melarang

budak ini tapi budaknya tidak mau berhenti. Ia memarahinya, tapi budak itu tetap tidak

meninggalkan tabiatnya. Suatu malam, budak itu mulai mencemooh sang Nabi dan

menghinanya. Lalu pria itu mengambil sebuah pisau, menempelkannya di perut budak itu,

lalu menusuknya, dan membunuhnya. Janinnya ke luar diantara kakinya berlumuran darah.

Pagi harinya, sang Nabi diberitahu tentang hal ini. Dia mengumpulkan orang2nya dan

berkata: Aku meminta dengan sangat demi Allah orang yang melakukan hal ini untuk

berdiri mengaku. Pria buta itu lalu melompat dan dengan gemetar berdiri.

Dia duduk di sebelah sang Nabi dan berkata: Rasul Allah! Akulah majikan budak itu; ia

seringkali menghina dan mengolok-olokmu. Aku melarangnya, tapi dia tidak berhenti, aku

memarahinya, tapi dia tidak meninggalkan tabiatnya. Ia punya dua anak laki seperti

mutiara dari budak perempuan ini, dan ia adalah kesayanganku. Kemaren malam, dia mulai

lagi menghina dan mengolok-olok engkau. Lalu kuambil sebuah pisau, menempelkannya di

perutnya, dan menusukkannya sampai aku membunuhnya.

Sang Nabi berkata: Oh jadilah saksi ini, tidak ada pembalasan yang perlu dibayar bagi

darahnya”.

Saya merasa kisah ini mewujudkan ketidakadilan. Muhamad memaafkan seorang lelaki yang

membunuh perempuan hamil beserta anaknya sendiri hanya karena dia berkata bahwa

perempuan ini menghina sang Nabi!?

Baca juga yang dibawah ini ! Pria2 Arab ternyata punya kebiasaan meniduri budak2

wanita mereka. Qur’an mengabadikan tradisi ini.

Q. 33:52 “Tidaklah diperbolehkan bagi kalian (untuk menikahi lebih banyak) perempuan2

setelah ini, ataupun mengganti mereka dengan perempuan2 lain, meskipun kecantikan

mereka menarik hatimu, kecuali yang dimiliki oleh tangan kananmu (sebagai budak

perempuan).”

Muhammad sendiri meniduri Mariyah tanpa mengawininya, dan Mariyah adalah budak istri

Muhammad yang bernama Hafsa.

Memaafkan seseorang yang membunuh orang lain hanya karena dia mengatakan perempuan itu

menghina Muhammad adalah perbuatan yang tidak dapat diterima. Bagaimana jika orang itu

bohong untuk menghindari hukuman? Apa yang disampaikan kisah ini tentang rasa keadilan

Muhamad? Bayangkan berapa banyak wanita tak bersalah yang dibunuh para suaminya dalam

kurun waktu 1.400 tahun ini ! Dan luar biasa juga bahwa para suami yg seenaknya

menuduh istri mereka telah menghina rasulullah dan oleh karena itu dgn enteng pula

main tancap pisau ke perut istri oleh Tuhan dan Hadis bisa mengelak dari hukuman ??

Ini satu lagi.

Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4349
“Disampaikan oleh Ali ibn AbuTalib:
Seorang wanita Yahudi sering menghina dan mengolok-olok sang Nabi. Seorang pria lalu

mencekiknya sampai dia mati. Rasulullah mengumumkan tidak perlu hukuman untuk membalas

darahnya. ”

Tidak mudah untuk membaca cerita2 macam ini tanpa hati tergerak. Tidak ada alasan utk

mengira bahwa cerita2 ini dipalsukan. Untuk apa para pengikut Nabi, yang berusaha

keras menggambarkan nabi mereka sebagai orang yang penuh belas kasihan, memalsukan

begitu banyak cerita yang membuat nabi tampak seperti penguasa bengis ? Saya tidak

dapat lagi menerima tindakan brutal terhadap orang2 yang memilih untuk tidak menerima

Islam. Iman adalah pilihan pribadi. Aku tidak dapat lagi menerima bahwa seseorang yang

mengritik sebuah agama harus dihukum mati.

Lihat bagaimana Muhammad bersikap pada orang2 yang tidak percaya:

Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4359
“Disampaikan oleh Abdullah ibn Abbas:
Ayat yang berbunyi “Hukuman bagi orang2 yang berperang melawan Allah dan RasulNya, dan

berjuang keras mengacaukan tanah ini adalah dibunuh, atau disalib, atau potong tangan2

dan kaki2 dari arah yang berlawanan atau diasingkan dari tanah ini … yang maha

pengampun.” Ini diberikan untuk orang2 yang menyembah banyak tuhan. Jika ada dari

mereka yang bertobat sebelum mereka ditangkap, ini tidak menghindarkan mereka dari

hukuman tadi, yang memang layak mereka dapatkan. ”

Bagaimana mungkin utusan Tuhan membunuh dan menyalib orang2 karena mereka menolak dia?

Bisakah orang seperti ini jadi utusan Tuhan? Tidakkah ada orang lain dengan moral dan

etika yang lebih baik untuk memikul tanggungjawab besar sebagai utusan Tuhan?

Saya tidak dapat menerima kenyataan bahwa Muhamad membantai 900 orang Yahudi dalam

satu hari setelah ia menangkap mereka dalam suatu penyerbuan yang direncanakannya.

Saya membaca kisah ini dan bulu kuduk sayapun berdiri.

Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4390
“Disampaikan oleh Atiyyah al-Qurazi:
Aku adalah seorang dari para tawanan Banu Qurayzah. Mereka (para penawan) memeriksa

kami, dan mereka yang sudah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh, dan yang belum tidak

dibunuh. Aku adalah salah satu dari mereka yang belum punya bulu kemaluan.”

Saya juga terkejut sekali membaca kisah dibawah ini.

Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4396
“Disampaikan oleh Jabir ibn Abdullah:
Seorang pencuri dihadapkan pada sang Nabi. Nabi berkata: bunuh dia. Orang2 berkata:

Dia telah mencuri, wahai Rasul Allah! Lalu kata Nabi: Potong tangannya. Maka tangan

kanannya dipotong. Ia dibawa keduakalinya pada sang Nabi dan Nabi berkata: Bunuh dia.

Orang2 berkata: Dia telah mencuri, wahai Rasul Allah! Maka Nabi berkata: Potong

kakinya. Maka kaki kirinya dipotong.
Orang itu dibawa ke hadapan Nabi untuk ketigakalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia.
Orang2 berkata: Dia telah mencuri, Rasul Allah!
Maka Nabi berkata: Potong tangannya. (Maka tangan kirinya dipotong)
Orang itu dibawa lagi untuk keempatkalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia.
Orang2 berkata: Dia telah mencuri, Rasul Allah!
Maka Nabi berkata: Potong kakinya. Maka kaki (kanannya) dipotong.
Orang itu dibawa lagi untuk kelima kalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia.
Lalu kami membawa dia pergi dan membunuhnya. Kami lalu menyeret dia dan melemparkan

dia ke dalam sumur dan menimbuni batu2 di atas tubuhnya. ”

Tampaknya Muhammad menentukan hukuman berdasarkan apa yang ia dengar. Dengan memotong

tangan seorang pencuri, ia tidak lagi dapat mencari makan kecuali dengan mengemis, dan

ini pun sulit karena dia sudah dicap sebagai pencuri dan dibenci orang (PLUS,

tangannya cuma satu ! Rada sulit khan ngemis dgn satu tangan !). Karena itu ia

terpaksa mencuri lagi untuk bisa terus hidup. Inikah yang dinamakan Nabi yg Maha Mulia

? Rahmatal lil alamin ?

Setelah hidup di dunia Barat selama beberapa tahun dan diterima dengan baik oleh

orang2 dari berbagai agama atau yang tak beragama sekalipun, yang mencintai saya dan

menerima saya sebagai kawan mereka, saya tidak dapat lagi menerima mandat2 Qur’an

sebagai firman Tuhan.

Q.58: 22
“Kau tidak akan menemukan orang2 yang percaya pada Allah dan di hari akhir, berkawan

dengan mereka yang melawan Allah dan utusanNya …”

Q.3: 118-120
“O kamu yang percaya! Janganlah memilih bitaanah (penasehat, konsultan, pelindung,

penolong, kawan, dll) di luar agama (penyembah berhala, orang Yahudi, orang Kristen,

dan orang munafik) karena mereka akan terus berusaha sekuatnya untuk merusak

pikiranmu. Mereka ingin menjahatimu. Kebencian sudah muncul dalam mulut mereka, tapi

bahkan yang tersembunyi dalam dada mereka lebih buruk lagi. Memang Kami telah

menerangkannya padamu, jika kalian mengerti. Lihat! Kalianlah yang mencintai mereka

tapi mereka tidak mencintaimu, dan kalian percaya akan semua kitab2 (kalian percaya

Taurat dan Injil, tapi mereka tidak percaya Qur’an). Dan jika mereka berjumpa

denganmu, mereka berkata, ‘Kami percaya.’ Tapi kalau mereka sendirian, mereka

menggigit ujung jari2 mereka dengan penuh kemarahan padamu. Katakanlah: ‘Matilah dalam

kemarahanmu. Tentu Allah tahu apa yang ada dalam hatimu (semua rahasia).’ Jika

kebaikan terjadi padamu, mereka bersedih, tapi kalau kejahatan terjadi padamu, mereka

bergembira ..”

Dan ini :

Q.5: 51
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani

menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang

lain…”

Saya mengalami sendiri bahwa perkataan2 di atas itu salah. Lihatlah buktinya di krisis

Bosnia dan Kosovo; di mana negara2 Kristen mengadakan perang terhadap sesama negara

Kristen untuk membebaskan orang2 Muslim. Banyak dokter2 Yahudi yang sukarela menolong

pengungsi2 Kosovo, meskipun pada kenyataannya selama Perang Dunia II, orang2 Muslim

Albania memihak Hitler dan menolong dia membantai orang2 Yahudi.

Semakin jelas bagi saya bahwa orang2 Muslim diterima oleh orang2 di seluruh penjuru

dunia, tapi meskipun demikian, nabi kita ingin kita membenci mereka, mengucilkan diri

kita dari mereka, memaksa mereka menerima cara kita hidup atau membunuh mereka,

menundukkan mereka dan memaksa mereka membayar Jizyah. Sungguh tolol! Sangat

menyedihkan! Sungguh tak berperikemanusiaan!

Tidak heran mengapa Muslim begitu membenci Barat dan Yahudi. Muhamad-lah yang menabur

benih kebencian itu dan menimbulkan rasa curiga pada orang2 non-Islam. Bagaimana

mungkin orang2 Muslim bisa bergaul dengan negara2 lain sambil menggenggam pesan2

kebencian di Qur’an sebagai firman Tuhan ?

Banyak orang Muslim yang pindah ke negara2 non-Muslim dan diterima dengan tangan

terbuka. Banyak dari mereka yang berpolitik dan menjadi bagian dari kalangan

pemerintah kelas atas. Kami tidak mengalami diskriminasi dari negara2 non-Islam. Tapi

lihat bagaimana nabi suci kita menganjurkan kita memperlakukan non-Muslim jika kita

menjadi kalangan mayoritas.

Q.9: 29
”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari

kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul

-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang)

yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh

sedang mereka dalam keadaan tunduk.”

Aku juga merasa ayat2 berikut tidak sesuai dengan hati nuraniku. Aku mencintai semua

manusia dan berharap setiap orang untuk bisa bahagia di bumi ini dan diampuni di

akherat. Tapi nabiku melarangku untuk meminta pengampunan bagi orang2 yang tidak

percaya juga bahkan jika mereka itu orang tua kita atau orang2 yang kita cintai.

Q.9: 113
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada

Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat

(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni

neraka Jahanam.”

Qur’an dan Ahadith penuh dengan ayat2 yang tidak bisa diterima seperti ini sehingga

ini merupakan bukti nyata bahwa Muhammad bukanlah seorang nabi, tapi seorang pemimpin

suatu aliran kepercayaan saja. Kepercayaan sesat memang memaksa orang untuk mengadukan

anggota keluarganya sendiri. Muhammad hanyalah seorang penipu yang bohongnya sangat

luarbiasa, sangat memaksa, sehingga orang2 yang bodoh di zamannya percaya padanya.

Lalu generasi berikutnya mewariskan kebohongan ini ke generasi berikutnya. Ahli2

filosofi dan para penulis lahir di suasana kebohongan ini dan mengembangakannya lebih

lanjut, memuliakannya, dan membuatnya tampak dapat dipercaya. Tapi jika kau

menyelidikinya ke dalam intisarinya, jika kau membaca Qur’an dan mempelajari Ahadith,

kau akan lihat bahwa itu semua adalah bohong belaka.

Saya tahu kata2 saya ini menyakiti hatimu. Tapi saya anjurkan engkau agar

mengendalikan kemarahanmu dulu, baca tulisan2 saya dan pikirkanlah matang2.

Engkau lihat bahwa penolakan saya akan Islam bukan didasari oleh tindakan2 buruk orang

Muslim, tapi oleh tindakan2 buruk pengarangnya sendiri. Semua kekejaman dan tindakan2

kekerasan yang mengerikan yang dilakukan oleh para Muslim di seluruh dunia diilhami

oleh Qur’an dan Sunnah. Karena itu saya menuding Qur’an sbg dasar tindakan jahat yang

dilakukan orang2 Muslim. Saya tahu bahwa semua usaha untuk memanusiakan masyarakat

Islam hanyalah buang2 waktu belaka karena musuhnya adalah Islam itu sendiri dan inilah

sasaran seranganku.

Saya lakukan ini meskipun dengan ini saya menjadi magnet yang menyedot kebencian semua

Muslim fanatik. Tidak ada untungnya bagi saya. Satu2nya alasan kenapa saya begitu

menentang Islam adalah untuk membebaskan dunia dari cengkeraman aliran setan ini dan

mengembalikan kedamaian dan kesejahteraan, kasih, dan hormat sesama manusia.


sumber : http://nesia.wordpress.com/2007/09/18/justru-setelah-aku-jadi-muslim-aku-tahu-kristen-itu-benar/

Tidak ada komentar: