Oleh. Ali Sina
http://www.faithfreedom.org/Articles/sina/why_i_left_islam.htm
Banyak orang bertanya kpd saya kenapa saya meninggalkan agama Islam. Bagi Muslim ini
memang sangat tak masuk akal. Mereka memilih utk percaya bahwa orang murtad karena
disogok agen rahasia Nasrani/Yahudi. Mereka enggan menerima kenyataan bahwa setiap
orang punya hak utk menentukan pilihannya sendiri dan bahkan ada orang yg merasa bahwa
Islam tidak cocok bagiinya.
Berikut ini adalah alasan saya.
Hanya beberapa tahun yang lalu saja saya masih percaya bahwa kepercayaan saya kpd
Islam bukan berdasarkan percaya buta tetapi karena hasil penyelidikan dan penelaahan
selama bertahun-tahun. Memang saya membaca banyak buku2 Islami yang ditulis oleh
orang2 yang pikirannya sesuai dengan saya dan mengemukakan filosofi yang sesuai dengan
pandangan saya, sehingga ini semakin meyakinkan saya bahwa saya sudah menemukan
kebenaran.
Semua hasil penelaahan saya sesuai dengan iman saya. Sama seperti kebanyakan Muslim,
sayau tadinya percaya bahwa kalau mau benar2 mengetahui sesuatu, maka belajarlah dari
sumbernya. Tentu sumber Islam itu adalah Qur’an dan buku2 yang ditulis oleh ilmuwan
Islam. Karena itu, saya merasa tidak perlu lagi untuk mencari dari sumber lain untuk
menemukan kebenaran, apalagi memang saya begitu yakin menemukannya. Seperti yang
sering dikatakan para Muslim “Talabe ilm ba’d az wossule ma’lum mazmum”. Usaha mencari
ilmu pengetahuan lain setelah menemukannya (Islam) adalah bodoh.
Tentu saja ini salah. Bagaimana jika kita ingin tahu kebenaran tentang suatu aliran
kepercayaan yang berbahaya? Apakah cukup dengan hanya bergantung melalui informasi
dari pemimpin kepercayaan itu dan semua penganut2nya yang sendirinya tertipu pemimpin
itu? Diperlukan penelaahan secara saintifik (berdasarkan ilmu pengetahuan) untuk
menelaah kepercayaan itu karena penelaah sains tidak mengutarakan hasil
penyelidikannya berdasarkan iman yang membuta. Mereka membuat penelaahan yang seksama
dari bukti yang ada. Ini sungguh beda dengan cara pendekatan agamawi yang didasarkan
pada iman dan rasa percaya semata2.
Untuk itulah saya kembali membaca isi Qur’an dan saya temukan perintah2 yang tidak
sesuai dengan nilai2 kemanusiaan. Saya merasa sangat tertekan dan risih membaca ajaran
seperti ini.
Q.3: 5
”Tapi bagi mereka yang menolak Iman setelah mereka menerimanya, dan lalu menentang
Iman, , - pertobatan mereka tidak akan pernah diterima; karena mereka adalah orang2
yang telah sesat”.
Q.16: 106
”Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan
Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka
kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar..”
Orang mungkin berpikir bahwa azab yang besar itu nantinya terjadi di akherat. Tapi
Muhammad memastikan orang2 itu mendapat hukum di bumi pula. Lihat ayat2 berikut:
Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomer 577:
“Aku mendengar Nabi berkata,”Di hari2 akhir (duni) akan muncul orang2 muda dengan
pikiran2 dan ide2 yang bodoh. Mereka akan berkata baik, tapi mereka akan meninggalkan
Islam seperti anak panah yang ke luar jalur, iman mereka tidak lebih dalam dari
tenggorokannya. Maka, jika kalian menemukan mereka, bunuh mereka, karena akan ada upah
bagi para pembunuh itu di Hari Kebangkitan.”
Sahih Bukhari Volume 4, Buku 63, Nomer 260:
“Ali membakar beberapa orang dan berita ini terdengar oleh Ibn ‘Abbas, yang berkata,”
Jika aku berada di posisinya, aku tidak akan membakar mereka, seperti yang dikatakan
sang Nabi,’Jangan hukum (siapapun) dengan Hukuman Allah (yi: api).’ Tidak ragu lagi,
aku sudah akan membunuh mereka, karena Nabi berkata, ’Jika seseorang (Muslim)
meninggalkan agamanya, bunuh dia.’”
Sahih Bukhari Volume 4, Buku 63, Nomer 261:
“Delapan orang dari suku ‘Ukil datang kepada sang Nabi dan mereka merasa udara Medina
tidak cocok bagi mereka. Karena itu mereka berkata,”O Rasul Allah! Tolong berikan kami
susu.” Rasul Allah berkata, ”Aku anjurkan kalian untuk bergabung dengan kelompok
unta2.” Maka mereka pergi dan minum air kencing dan susu unta2 (sebagai obat) sampai
mereka sehat dan gemuk. Lalu mereka membunuh gembala unta dan melarikan unta2 itu, dan
mereka meninggalkan agamanya setelah tadinya mereka adalah Muslim. Pada saat sang Nabi
diberitahu hal ini oleh orang yang minta tolong padanya, ia menyuruh beberapa orang
untuk memburu para pencuri unta itu, dan sebelum matahari bertambah tinggi, pencuri2
itu dibawa kepada Nabi, dan Nabi memotong tangan2 dan kaki2 mereka. Ia meminta paku2,
yang dipanaskan dan ditusukkan ke dalam mata2 para pencuri, dan mereka diterlantarkan
di Harra (daerah berbatu di Medinah). Mereka minta air, dan tidak ada seorang pun yang
memberi mereka air sampai mereka mati.”
Dan sebagian terjemahan dari Sunan Abu Daud, Buku 38, Nomer 4339 disampaikan oleh
Aisha, Ummul Mu’minin:
“Rasulullah (saw) berkata: Darah seorang lelaki Muslim, yang mengaku tiada Tuhan
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, secara hukum tidak boleh
ditumpahkan kecuali oleh karena satu dari ketiga hal ini: orang yang berzinah setelah
menikah, dan hukumannya adalah dirajam; orang yang melawan Allah dan RasulNya, dan
hukumannya adalah ia harus dibunuh atau disalib atau diasingkan dari tanah ini; atau
orang yang membunuh dan hukumannya adalah ia harus dibunuh. ”
Berikut ini sangat mengerikan. Aku berani berkata bahwa orang mana pun yang membaca
ini dan tidak merasa muak berarti tidak dapat disebut manusia.
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4348
”Disampaikan oleh Abdullah Ibn Abbas:
Seorang pria buta punya seorang budak wanita yang sedang mengandung (bayi pria buta
itu sendiri) dan budak ini suka mengolok-olok dan menghina sang Nabi. Ia melarang
budak ini tapi budaknya tidak mau berhenti. Ia memarahinya, tapi budak itu tetap tidak
meninggalkan tabiatnya. Suatu malam, budak itu mulai mencemooh sang Nabi dan
menghinanya. Lalu pria itu mengambil sebuah pisau, menempelkannya di perut budak itu,
lalu menusuknya, dan membunuhnya. Janinnya ke luar diantara kakinya berlumuran darah.
Pagi harinya, sang Nabi diberitahu tentang hal ini. Dia mengumpulkan orang2nya dan
berkata: Aku meminta dengan sangat demi Allah orang yang melakukan hal ini untuk
berdiri mengaku. Pria buta itu lalu melompat dan dengan gemetar berdiri.
Dia duduk di sebelah sang Nabi dan berkata: Rasul Allah! Akulah majikan budak itu; ia
seringkali menghina dan mengolok-olokmu. Aku melarangnya, tapi dia tidak berhenti, aku
memarahinya, tapi dia tidak meninggalkan tabiatnya. Ia punya dua anak laki seperti
mutiara dari budak perempuan ini, dan ia adalah kesayanganku. Kemaren malam, dia mulai
lagi menghina dan mengolok-olok engkau. Lalu kuambil sebuah pisau, menempelkannya di
perutnya, dan menusukkannya sampai aku membunuhnya.
Sang Nabi berkata: Oh jadilah saksi ini, tidak ada pembalasan yang perlu dibayar bagi
darahnya”.
Saya merasa kisah ini mewujudkan ketidakadilan. Muhamad memaafkan seorang lelaki yang
membunuh perempuan hamil beserta anaknya sendiri hanya karena dia berkata bahwa
perempuan ini menghina sang Nabi!?
Baca juga yang dibawah ini ! Pria2 Arab ternyata punya kebiasaan meniduri budak2
wanita mereka. Qur’an mengabadikan tradisi ini.
Q. 33:52 “Tidaklah diperbolehkan bagi kalian (untuk menikahi lebih banyak) perempuan2
setelah ini, ataupun mengganti mereka dengan perempuan2 lain, meskipun kecantikan
mereka menarik hatimu, kecuali yang dimiliki oleh tangan kananmu (sebagai budak
perempuan).”
Muhammad sendiri meniduri Mariyah tanpa mengawininya, dan Mariyah adalah budak istri
Muhammad yang bernama Hafsa.
Memaafkan seseorang yang membunuh orang lain hanya karena dia mengatakan perempuan itu
menghina Muhammad adalah perbuatan yang tidak dapat diterima. Bagaimana jika orang itu
bohong untuk menghindari hukuman? Apa yang disampaikan kisah ini tentang rasa keadilan
Muhamad? Bayangkan berapa banyak wanita tak bersalah yang dibunuh para suaminya dalam
kurun waktu 1.400 tahun ini ! Dan luar biasa juga bahwa para suami yg seenaknya
menuduh istri mereka telah menghina rasulullah dan oleh karena itu dgn enteng pula
main tancap pisau ke perut istri oleh Tuhan dan Hadis bisa mengelak dari hukuman ??
Ini satu lagi.
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4349
“Disampaikan oleh Ali ibn AbuTalib:
Seorang wanita Yahudi sering menghina dan mengolok-olok sang Nabi. Seorang pria lalu
mencekiknya sampai dia mati. Rasulullah mengumumkan tidak perlu hukuman untuk membalas
darahnya. ”
Tidak mudah untuk membaca cerita2 macam ini tanpa hati tergerak. Tidak ada alasan utk
mengira bahwa cerita2 ini dipalsukan. Untuk apa para pengikut Nabi, yang berusaha
keras menggambarkan nabi mereka sebagai orang yang penuh belas kasihan, memalsukan
begitu banyak cerita yang membuat nabi tampak seperti penguasa bengis ? Saya tidak
dapat lagi menerima tindakan brutal terhadap orang2 yang memilih untuk tidak menerima
Islam. Iman adalah pilihan pribadi. Aku tidak dapat lagi menerima bahwa seseorang yang
mengritik sebuah agama harus dihukum mati.
Lihat bagaimana Muhammad bersikap pada orang2 yang tidak percaya:
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4359
“Disampaikan oleh Abdullah ibn Abbas:
Ayat yang berbunyi “Hukuman bagi orang2 yang berperang melawan Allah dan RasulNya, dan
berjuang keras mengacaukan tanah ini adalah dibunuh, atau disalib, atau potong tangan2
dan kaki2 dari arah yang berlawanan atau diasingkan dari tanah ini … yang maha
pengampun.” Ini diberikan untuk orang2 yang menyembah banyak tuhan. Jika ada dari
mereka yang bertobat sebelum mereka ditangkap, ini tidak menghindarkan mereka dari
hukuman tadi, yang memang layak mereka dapatkan. ”
Bagaimana mungkin utusan Tuhan membunuh dan menyalib orang2 karena mereka menolak dia?
Bisakah orang seperti ini jadi utusan Tuhan? Tidakkah ada orang lain dengan moral dan
etika yang lebih baik untuk memikul tanggungjawab besar sebagai utusan Tuhan?
Saya tidak dapat menerima kenyataan bahwa Muhamad membantai 900 orang Yahudi dalam
satu hari setelah ia menangkap mereka dalam suatu penyerbuan yang direncanakannya.
Saya membaca kisah ini dan bulu kuduk sayapun berdiri.
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4390
“Disampaikan oleh Atiyyah al-Qurazi:
Aku adalah seorang dari para tawanan Banu Qurayzah. Mereka (para penawan) memeriksa
kami, dan mereka yang sudah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh, dan yang belum tidak
dibunuh. Aku adalah salah satu dari mereka yang belum punya bulu kemaluan.”
Saya juga terkejut sekali membaca kisah dibawah ini.
Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4396
“Disampaikan oleh Jabir ibn Abdullah:
Seorang pencuri dihadapkan pada sang Nabi. Nabi berkata: bunuh dia. Orang2 berkata:
Dia telah mencuri, wahai Rasul Allah! Lalu kata Nabi: Potong tangannya. Maka tangan
kanannya dipotong. Ia dibawa keduakalinya pada sang Nabi dan Nabi berkata: Bunuh dia.
Orang2 berkata: Dia telah mencuri, wahai Rasul Allah! Maka Nabi berkata: Potong
kakinya. Maka kaki kirinya dipotong.
Orang itu dibawa ke hadapan Nabi untuk ketigakalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia.
Orang2 berkata: Dia telah mencuri, Rasul Allah!
Maka Nabi berkata: Potong tangannya. (Maka tangan kirinya dipotong)
Orang itu dibawa lagi untuk keempatkalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia.
Orang2 berkata: Dia telah mencuri, Rasul Allah!
Maka Nabi berkata: Potong kakinya. Maka kaki (kanannya) dipotong.
Orang itu dibawa lagi untuk kelima kalinya dan Nabi berkata: Bunuh dia.
Lalu kami membawa dia pergi dan membunuhnya. Kami lalu menyeret dia dan melemparkan
dia ke dalam sumur dan menimbuni batu2 di atas tubuhnya. ”
Tampaknya Muhammad menentukan hukuman berdasarkan apa yang ia dengar. Dengan memotong
tangan seorang pencuri, ia tidak lagi dapat mencari makan kecuali dengan mengemis, dan
ini pun sulit karena dia sudah dicap sebagai pencuri dan dibenci orang (PLUS,
tangannya cuma satu ! Rada sulit khan ngemis dgn satu tangan !). Karena itu ia
terpaksa mencuri lagi untuk bisa terus hidup. Inikah yang dinamakan Nabi yg Maha Mulia
? Rahmatal lil alamin ?
Setelah hidup di dunia Barat selama beberapa tahun dan diterima dengan baik oleh
orang2 dari berbagai agama atau yang tak beragama sekalipun, yang mencintai saya dan
menerima saya sebagai kawan mereka, saya tidak dapat lagi menerima mandat2 Qur’an
sebagai firman Tuhan.
Q.58: 22
“Kau tidak akan menemukan orang2 yang percaya pada Allah dan di hari akhir, berkawan
dengan mereka yang melawan Allah dan utusanNya …”
Q.3: 118-120
“O kamu yang percaya! Janganlah memilih bitaanah (penasehat, konsultan, pelindung,
penolong, kawan, dll) di luar agama (penyembah berhala, orang Yahudi, orang Kristen,
dan orang munafik) karena mereka akan terus berusaha sekuatnya untuk merusak
pikiranmu. Mereka ingin menjahatimu. Kebencian sudah muncul dalam mulut mereka, tapi
bahkan yang tersembunyi dalam dada mereka lebih buruk lagi. Memang Kami telah
menerangkannya padamu, jika kalian mengerti. Lihat! Kalianlah yang mencintai mereka
tapi mereka tidak mencintaimu, dan kalian percaya akan semua kitab2 (kalian percaya
Taurat dan Injil, tapi mereka tidak percaya Qur’an). Dan jika mereka berjumpa
denganmu, mereka berkata, ‘Kami percaya.’ Tapi kalau mereka sendirian, mereka
menggigit ujung jari2 mereka dengan penuh kemarahan padamu. Katakanlah: ‘Matilah dalam
kemarahanmu. Tentu Allah tahu apa yang ada dalam hatimu (semua rahasia).’ Jika
kebaikan terjadi padamu, mereka bersedih, tapi kalau kejahatan terjadi padamu, mereka
bergembira ..”
Dan ini :
Q.5: 51
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain…”
Saya mengalami sendiri bahwa perkataan2 di atas itu salah. Lihatlah buktinya di krisis
Bosnia dan Kosovo; di mana negara2 Kristen mengadakan perang terhadap sesama negara
Kristen untuk membebaskan orang2 Muslim. Banyak dokter2 Yahudi yang sukarela menolong
pengungsi2 Kosovo, meskipun pada kenyataannya selama Perang Dunia II, orang2 Muslim
Albania memihak Hitler dan menolong dia membantai orang2 Yahudi.
Semakin jelas bagi saya bahwa orang2 Muslim diterima oleh orang2 di seluruh penjuru
dunia, tapi meskipun demikian, nabi kita ingin kita membenci mereka, mengucilkan diri
kita dari mereka, memaksa mereka menerima cara kita hidup atau membunuh mereka,
menundukkan mereka dan memaksa mereka membayar Jizyah. Sungguh tolol! Sangat
menyedihkan! Sungguh tak berperikemanusiaan!
Tidak heran mengapa Muslim begitu membenci Barat dan Yahudi. Muhamad-lah yang menabur
benih kebencian itu dan menimbulkan rasa curiga pada orang2 non-Islam. Bagaimana
mungkin orang2 Muslim bisa bergaul dengan negara2 lain sambil menggenggam pesan2
kebencian di Qur’an sebagai firman Tuhan ?
Banyak orang Muslim yang pindah ke negara2 non-Muslim dan diterima dengan tangan
terbuka. Banyak dari mereka yang berpolitik dan menjadi bagian dari kalangan
pemerintah kelas atas. Kami tidak mengalami diskriminasi dari negara2 non-Islam. Tapi
lihat bagaimana nabi suci kita menganjurkan kita memperlakukan non-Muslim jika kita
menjadi kalangan mayoritas.
Q.9: 29
”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul
-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang)
yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh
sedang mereka dalam keadaan tunduk.”
Aku juga merasa ayat2 berikut tidak sesuai dengan hati nuraniku. Aku mencintai semua
manusia dan berharap setiap orang untuk bisa bahagia di bumi ini dan diampuni di
akherat. Tapi nabiku melarangku untuk meminta pengampunan bagi orang2 yang tidak
percaya juga bahkan jika mereka itu orang tua kita atau orang2 yang kita cintai.
Q.9: 113
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat
(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni
neraka Jahanam.”
Qur’an dan Ahadith penuh dengan ayat2 yang tidak bisa diterima seperti ini sehingga
ini merupakan bukti nyata bahwa Muhammad bukanlah seorang nabi, tapi seorang pemimpin
suatu aliran kepercayaan saja. Kepercayaan sesat memang memaksa orang untuk mengadukan
anggota keluarganya sendiri. Muhammad hanyalah seorang penipu yang bohongnya sangat
luarbiasa, sangat memaksa, sehingga orang2 yang bodoh di zamannya percaya padanya.
Lalu generasi berikutnya mewariskan kebohongan ini ke generasi berikutnya. Ahli2
filosofi dan para penulis lahir di suasana kebohongan ini dan mengembangakannya lebih
lanjut, memuliakannya, dan membuatnya tampak dapat dipercaya. Tapi jika kau
menyelidikinya ke dalam intisarinya, jika kau membaca Qur’an dan mempelajari Ahadith,
kau akan lihat bahwa itu semua adalah bohong belaka.
Saya tahu kata2 saya ini menyakiti hatimu. Tapi saya anjurkan engkau agar
mengendalikan kemarahanmu dulu, baca tulisan2 saya dan pikirkanlah matang2.
Engkau lihat bahwa penolakan saya akan Islam bukan didasari oleh tindakan2 buruk orang
Muslim, tapi oleh tindakan2 buruk pengarangnya sendiri. Semua kekejaman dan tindakan2
kekerasan yang mengerikan yang dilakukan oleh para Muslim di seluruh dunia diilhami
oleh Qur’an dan Sunnah. Karena itu saya menuding Qur’an sbg dasar tindakan jahat yang
dilakukan orang2 Muslim. Saya tahu bahwa semua usaha untuk memanusiakan masyarakat
Islam hanyalah buang2 waktu belaka karena musuhnya adalah Islam itu sendiri dan inilah
sasaran seranganku.
Saya lakukan ini meskipun dengan ini saya menjadi magnet yang menyedot kebencian semua
Muslim fanatik. Tidak ada untungnya bagi saya. Satu2nya alasan kenapa saya begitu
menentang Islam adalah untuk membebaskan dunia dari cengkeraman aliran setan ini dan
mengembalikan kedamaian dan kesejahteraan, kasih, dan hormat sesama manusia.
sumber : http://nesia.wordpress.com/2007/09/18/justru-setelah-aku-jadi-muslim-aku-tahu-kristen-itu-benar/
Minggu, 23 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar